Kepada Cinta yang Berulang Tahun

Sumber ilustrasi : ebayimg.com

//1//

hari lepas hari

aku menjahit waktu, menenunnya hingga fajar benar-benar merah

hari lepas hari

aku sedang memungut tanggal-tanggal penting dan Januari menampakkan pajahnya bulat-bulat

hari lepas hari

aku membaca jarak yang membentang

dan memisahkan kota

//2//

hari lepas hari

entah berapa yang lahir

mati atau tumbuh atau tenggelam

tetapi hanya sedikit yang menetap diantara yang sedikit itu

adalah 5 huruf — dengan kata kapital didepan — yang bergandengan: Cinta

hari lepas hari

aku ingin menjelma jadi wudhu

dan kau tiba sebagai air 

yang membasuh lelah dengan tengadah

//3//

hari lahir mu adalah ingatan-ingatan yang panjang meski keberanian dan lengan ku

terlalu pendek

hari lahir mu adalah baris waktu

dalam bulan yang penting

lantas berapa harga sebuah ingatan? 

aku ingin membeli

san menghadiahkan nya untukmu

untuk mu seorang

//4//

mengapa manusia tidak merayakan kelahirannya secara acak? 

15, 17, 19 dan seterusnya.

kupikir bakal menyenangkan memilih sendiri angka usia mu untuk dirayakan.

mungkin aku bakal memilih 23 atau 25

entahlah, kurasa Tuhan sedang menyiapkan bahagia mu 

pada angka-angka yang ganjil

//5//

lalu mengapa Tuhan menaruh berani

Atau tidak berani pada saat yang tak a

semestinya : padaku

mengapa?

//6//

berapa usiamu hari ini, 17, 19, atau 21?

aku menghitung dan mendoakan mu dari Kejauhan

ada banyak bentuk perayaan, misal kue dengan lilin usia serta nyanyian-nyanyian tapi aku tak menyukainya

aku lebih suka diam sembari doa-doa naik ke langit dan mengudara dan hari juga hati ini, melakukannya sekali lagi. berkali-kali.

membiarkan puisi menulis dirinya sendiri menemui pemiliknya yang paling indah

//8//

ada banyak 5 huruf : 

kursi, pintu, lampu, bunga, jambu

tapi di kepalaku 

kau kubayangkan sebagai pohon  

yang pucuk-pucuknya

hendak menyentuh kebiruan angkasa yang akarnya meliuk-lirik

menancap pada tanah  

memberi manfaat pada semesta

selamat lahir dan tumbuh kembali

berulang-ulang : Cinta

Yogyakarta, 2021

Bagikan

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *