Dimuat di Facebook, 17 Juli 2019
Zatya Ganta Darma lebih dulu, setahun setelahnya menyusul Surya Aji Darma. Dua tahun terakhir, saya mengantar adik-adik ke pondok pesantren untuk melanjutkan pendidikan tingkat menengah.
Ada perasaan haru dan semacam ketidakpercayaan bahwa kami sudah sejauh ini melangkah dengan segala jerih payah orang tua.
Waktu tak mungkin mengizinkan mereka untuk terus-menerus menempel di bawah ketiak Papa dan Mama.
Kadang saya bertanya, kenapa manusia cepat sekali besar, tidak adakah waktu yang lama untuk terus menjadi anak-anak
Rasa- rasanya baru kemarin mereka lahir, saya membersamai mereka tumbuh dan menyaksikan mereka meremaja bersamaan.
Jagoan-jagoan saya ini sering melakukan kenakalan-kenakalan kecil. Sebentar-sebentar bertengkar, bercanda lalu menangis dan saling lempar ejekan dan tak lama setelahnya tawa sudah kembali terbit.
Rumah yang setiap sudutnya diisi oleh tangis, tawa serta kegaduhan-kegaduhan kecil yang menggembirakan. Yang selalu ramai dan sesak, kini pelan-pelan bertambah hening seiring dengan ketidakberadaan fisik mereka.
Saya yakin diam-diam mereka akan merindukan suasana rumah, begitu juga dengan saya.
Rumah sebagai bangunan atau kami sekeluarga yang satu sama lain telah menjadi rumah bagi masing-masing.
Semoga menikmati rumah baru. Sambut dengan suka-cita perubahan : akhlak dan ilmu pengetahuan.
Teriring doa, selamat mondok Dani, Abang.
Tabik !!!